me and my bunda

Senin, 05 September 2011

kamera lubang jarum

kamera lubang jarum



tahukah anda, bahwa kamera yang pertama di dunia dulu dapat bekerja baik, padahal tidak berlensa? Dan uniknya, kamera tanpa lensa ini belum juga punah, karena masih sering dipakai hingga hari ini, kita biasa menyebutnya dengan kamera lubang jarum

sejarah kamera lubang jarum....

Kamera tanpa lensa ini telah dipakai sejak dulu kala [1]. Pada abad keempat, sejumlah tokoh Yunani seperti Aristoteles dan Euclid telah mendeskripsikan teknik tersebut. Begitu pula, pada abad kelima, seorang filsuf Cina bernama Mo Jing juga telah bermain-main dengan teknik ini, yang ternyata memang sederhana namun bekerja dengan cukup baik.

prinsip kerja kamera lubang jarum....


Bayangkan bahwa anda memiliki sebuah ruang kamar yang benar-benar tertutup rapat, kecuali pada sebuah ‘lubang jarum’ di salah satu sisinya. Gelombang cahaya akan ‘bocor’ memasuki lubang ini, sehingga sebuah citra akan terbentuk pada sisi dinding yang berseberangan dengan ‘lubang jarum’. Seperti terlihat pada gambar, citra yang terbentuk menyerupai objek yang terletak di luar ruang kamar, hanya saja terproyeksikan secara terbalik.

cara membuat kamera lubang jarum.....

  1. Gunakan kaleng atau kotak kecil sebagai badan kamera. Kemarin yang digunakan untuk kamera adalah kaleng biskuit.
  2. Keseluruhan badan kamera (interior maupun eksteriornya) di cat hitam (biasanya pake cat doff bukan yang glossy) untuk mencegah adanya refleksi cahaya
  3. Buat sebuah lubang kecil di salah satu sisi sebagai jalan masuk cahaya (diafragma). Bila lubang terlalu besar, tutup lubang dengan aluminium, lalu lubangi aluminium dengan jarum.
  4. Tempelkan sebuah penutup yang berfungsi sebagai rana (bisa menggunakan lakban hitam) di lubang tersebut untuk mencegah masuknya cahaya saat kita sedang tidak melakukan pemotretan. Untuk mengecek apakah lubang tersebut telah sesuai dengan yang diinginkan, kita dapat mengetahuinya dengan melihat ke dalam sisi belakang kamera.
  5. Pada sisi dalam kaleng a.k.a kamera yang berhadapan dengan lubang tersebut, tempelkan juga sebuah double tape untuk menahan kertas foto (biasanya memakai lakban hitam dengan sisi yang lengket ada diluar)
  6. Sebagai media perekam cahaya, kita bisa memakai film atau kertas foto. Kertas foto lebih banyak dipilih karena lebih mudah dipegang dan mudah untuk memasangnya di safelight. Sedangkan jika menggunakan film, harus dipasang pada ruang yang gelap total. Yang perlu diperhatikan, kertas foto kurang sensitif terhadap cahaya jika dibandingkan dengan film.
  7. Pasang kertas foto yang akan kita gunakan, dengan cara menempelkannya pada dinding dalam kamera pada arah yang berlawanan dengan lubang jarum. Emulsinya harus terletak berhadapan dengan lubang jarum (sisi yang mengandung emulsi biasanya terasa agak lengket bila dipegang)

catatan.......

  1. Semakin besar lubang, dan semakin lama bukaan lubang: maka citra menjadi semakin terang, tapi detilnya semakin kabur.
  2. Semakin kecil lubang, dan semakin singkat bukaan lubang: maka citra menjadi semakin gelap, tapi detilnya semakin tajam.



Pemasangan dan pengeluaran kertas foto ketika akan memotret, harus dilakukan dikamar gelap, dapat pula anda lakukan dengan changing bag, atau portable dark room, sesuai dengan yang anda butuhkan. Yang perlu diperhatikan adalah, bagian emulsi (bagian kertas foto yang terdapat bahan kimia yang peka cahaya) tidak terpegang erat sehingga meninggalkan bekas sidik jadi pada kertas foto. Hadapkan bagian emulsi ke lubang lensa ketika memasangnya.. Ingat! Proses pemasangan dan pengeluaran harus di ruangan kedap cahaya

Proses Cuci-Cetak
Proses cuci-cetak harus dilakukan di ruangan kedap cahaya (kamar gelap). Anda bisa membuat kamar gelap sendiri. Yang perlu diperhatikan adalah kamar gelap anda benar-benar kedap cahaya yang bisa mengakibatkan kertas foto terbakar.

Kamar mandi, kamar tidur, gudang, almari bisa diubah menjadi ruang gelap untuk proses cuci-cetak ini.

Tutupi asal sumber-sumber cahaya dengan menggunakan kertas hitam atau kain hitam sehingga cahaya benar-benar tidak membias masuk ketika pintu ditutup. Siapkan lampu 5 watt warna merah (yang sudah dipilox atau ditutupi sehingga tidak terlalu terang) untuk membantu penerangan pada waktu proses cuci-cetak foto.

Proses cuci kertas negatif mempunyai aturan dan tata cara tersendiri. Beberapa bahan kimia dipergunakan untuk mengembangkan kertas foto hasil pemotretan dari kamera lubang jarum anda.

Bahan-bahan kimia dalam proses cuci ini adalah:
  • Larutan Pengembang (Developer)
Larutan ini dipergunakan untuk memunculkan imaji dalam kertas foto anda. Biasanya larutan ini dalam bentuk cairan ataupun serbuk. Larutan pengembang biasanya masih harus dicampur dengan air dengan perbandingan tertentu.

Jangan kuatir, biasanya perbandingan ini tercantum didalam kemasan larutan pengembang ini.

Merek developer yang sering digunakan adalah ilford bromophen, minigrain. Jika mencari paket hemat, pilih saja Minigrain yang bisa di beli di Super Photo Studio (Jl. Kiai Mojo, sebelah timur pom bensin), Central Foto (Jl. Solo, sebelum Gardena), Sampurna Foto (Jl Gejayan, Jl laksda Adisucipto) bagi yang berdomisili diwilayah yogyakarta" dengan harga Rp 4.000,- sampai dengan Rp 6.000,-. Dalam satu bungkus Minigrain terdapat 2 serbuk, 1 bungkus kecil dan 1 bungkus dengan ukuran lebih besar. Campurkan bungkus yang kecil terlebih dahulu dengan 1 liter air bersih, aduk hingga larut. Setelah larut tambahkan bungkusan yang besar pada larutan, aduk dan tambahkan 1 liter air lagi hingga total larutan menjadi 2 liter. Setelah Minigrain larut, maka larutan developer siap digunakan. Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat di kemasan Minigrain.

Larutan developer harus diganti dengan larutan baru bila ia sudah berubah warna menjadi kekuningan atau kecoklatan.
  • Larutan Penghenti (Stop Bath)
Larutan ini dipergunakan untuk menghentikan proses pengembangan yang dilakukan oleh larutan pengembang (developer) atau kata lainnya, larutan penghenti ini untuk menghentikan reaksi larutan pengembang.

Bahan untuk stop bath adalah cuka dapur. 1 botol 80ml cuka makan dicampur dengan kurang lebih 980 ml air.
  • Larutan Penetap (Fixxer)
Untuk menghentikan reaksi pengembangan secara menyeluruh, larutan penetap (fixxer) diperlukan agar kertas foto menjadi awet tidak berubah warna.

Acifix adalah merek yang kami pergunakan untuk membuat larutan penetap. Satu bungkus Acifix dilarutkan dengan 1 liter air, aduk hingga larut. Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat di aturan pakai pada wadah Acifix. Acifix bisa dibeli ditempat-tempat seperti telah ditulis diatas. Ganti larutan bila sudah berubah warna.

* Alat-alat yang diperlukan dalam proses cuci-cetak adalah:
  • Nampan
Digunakan untuk menampung larutan bahan-bahan kimia diatas, Jadi sediakan 3 nampan dalam proses ini.
  • Penjepit
Digunakan untuk membantu memegang dan mengambil kertas foto saat proses pencucian untuk menghindarkan iritsasi kulit dari bahan-bahan kimia. Juga menghindarkan kontaminasi bahan kimia satu dengan lainnya. Sediakan tiap nampan satu penjepit.
  • Ember dan selang
Ember dipergunakan untuk membilas kertas foto setelah proses cuci sehingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal disana. Selang untuk mengalirkan air dalam ember supaya air tetap mengalir dan selalu baru.
  • Gelas ukur
Gelas ukur dipergunakan untuk mengukur cairan kimia dengan perbandingan yang diperlukan dan juga ketika mencampur bahan kimia tersebut dengan air sehingga pengukurannya tepat.
  • Jam weker/Stop Watch
Dipergunakan untuk menetapkan lamanya waktu proses pencucian di tiap-tiap larutan.
  • Lap/handuk
Hanya untuk mengeringkan tangan dari larutan atau air dan juga keringat.
  • Sarung tangan
Alat ini untuk melindungi tangan dari kontaminasi larutan-larutan kimia.
  • Spon busa
Untuk mengeringkan kertas foto setelah pembilasan dan untuk mengurangi kadar air di permukaan foto ketika akan dikeringkan.
  • Lampu
Lampu dipergunakan dalam proses pencetakan. Gunakan lampu bohlam 25 watt. Jangan menggunakan lampu bertipe neon dalam proses pencetaka positif, dikarenakan lampu neon tidak menyala secara langsung waktu dinyalakan ( ada proeses berkedip sebelum menyala penuh). Memakai lampu enlarger juga dapat dipergunakan dalam proses pencetakan.
  • Kaca
Alat ini dipergunakan untuk menjepit negatif dengan kertas foto yang baru untuk menghasilkan gambar positif. Siapkan 2 bilah kaca bening dan rekatkan di kedua sisinya sehingga dapat menjepit kedua kertas.

* Proses cuci
Tahapan-tahapan dalam proses cuci ini harus diperhatikan agar hasil yang didapat tidak rusak atau mengecewakan. Proses cuci ini meliputi: persiapan alat dan bahan, proses pengembangan foto, penghentian reaksi, penetapan kertas, pembilasan dan pengeringan.
  1. Persiapan alat : Pertama-tama alat-alat dan bahan tersebut diatas dipersiapkan. Bahan kimia diukur baik perbandingannya maupun banyaknya. Alat-alat dibersihan sehingga tidak terdapat kotoran yang dapat mengganggu proses pencucian dan hasil akhir.
  2. Proses pengembangan : Masukkan foto dalam larutan pengembang dan usahakan agar bagian emulsi berada di bagian atas. Goyang-goyangkan nampan agar kertas terendam secara merata selama 2 menit. Jika terlalu lama maka gambar terlihat hitam dan hilang kekontrasannya.
  3. Proses penghentian : Pindahkan kertas kedalam nampan larutan penghenti selama 30 detik memakai penjepit dan goyang-goyangkan nampan sehingga cairan merata ke seluruh bagian kertas.
  4. Proses penetapan : Pindahkan kertas ke dalam nampan larutan penetap menggunakan penjepit. Goyang-goyangkan nampan sehingga cairan merata ke seluruh bagian kertas. Lama perendaman sekitar 2-3 menit.
  5. Proses pembilasan : Pindahkan kertas dari nampan penetap ke ember yang berisi air mengalir atau air yang sering diganti tiap 3 atau 4 kali pembilasan. Hal ini dilakukan agar bahan kimia di kertas bersih dan tidak tertinggal di kertas. Bilas kertas selama 15-30 menit.
  6. Proses pengeringan : Setelah dibilas lap-lah permukaan kertas dengan spon busa secara perlahan lalu keringkan dengan cara digantungkan, dikeringkan dengan hair dryer atau letakkan di atas kertas Koran dengan bagian emulsi diatas.


* Proses Cetak
Hasil yang anda peroleh dari proses tersebut diatas masih dalam bentuk negatif. Jadi bukan cetakan final. Untuk mendapatkan cetakan final atau disebut cetakan positif, foto negatif masih harus melewati proses cetak sebagai berikut:
  1. Letakkan kertas negatif yang sudah dikeringkan diatas kertas foto baru. Hadapkan gambar yang terdapat di kertas negatif dengan bagian emusi kertas yang baru.
  2. Tumpuk kedua kertas dengan posisi kertas foto negatif berada diatas kertas yang baru dan tindihkan kaca bening diatasnya agar benar-benar menempel.
  3. inari foto secara tegak lurus (bohlam 25 watt dengan jarak 50 cm diatas kedua kertas).
  4. Lama penyinaran tergantung dari hasil kualitas kertas negatif. Jika kertas negatif cenderung under-exposure maka penyinaran nya cepat, tetapi apabila gambar pada kertas negatif cenderung over-exposure maka penyinarannya lebih lambat.
  5. Selanjutnya cuci kertas negatif yang baru tadi seperti halnya dalam proses pencucian negatif.

SELAMAT MENCOBA!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar